ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT OSTEOMYELITIS
KELOMPOK
I B.14
HASRAWATI
14.1101.121
PUTRI
DNO SARI 14.1101.118
HASRAYANTI
14.11101.096
ISHMA
RAMADHANI 14.1101.135
MUH.MUHISAM
14.1101.078
FILIGIUS
JIMIANUS KUDI 14.1101.143
FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
MAKASSAR 201
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat serta karunia-Nyalah
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis menemui beberapa hambatan namun atas bantuan dari berbagai pihak
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini.Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangan sangat kami harapkan. Akhir kata semoga makalah yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu
keperawatan.
Makassar,12-10-2016
Penulis,
|
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar…………………………………………………………………………………...2
Daftar isi………………………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar
belakang…………………………………………………………………………………4
BAB
II KONSEP MEDIS
- Defenisi…………………………………………………………………………………………..5
- Etiologi…………………………………………………………………………………………...5
- Manifestasi klinik………………………………………………………………………………...6
- Patofisiologi………………………………………………………………………………………6
- Penatalaksanaan ………………………………………………………………………….………7
- Penyimpangan KDM……………………………………………………………………………..8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ………………………………………………………………….12
BAB IV
PENUTUP……………………………………………………………………………………….19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….....20
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Penyakit infeksi adalah salah satu penyakit yang masih sering terjadi
di dunia. Salah satupenyakit infeksi yang mengenai tulang adalah osteomielitis.
Osteomielitis umumnya disebabkanoleh bakteri, namun jamur dan virus juga bisa
menjadi penyebabnya. Osteomielitis dapat mengenai tulang-tulang panjang,
vertebra ,tulang pelvic, tulang tengkorak dan mandibula.Banyak mitos yang
berkembang tentang penyakit ini, seperti diyakini bahwa infeksi akanberlanjut
menyebar pada tulang dan akhirnya seluruh tubuh, padahal hal yang sebenarnya
adalahosteomielitis tidak menyebar ke bagian lain tubuh karena jaringan lain
tersebut punya alirandarah yang baik dan terproteksi oleh sistem imun tubuh.
Kecuali apabila terdapat sendi buatan dibagian tubuh yang lain. Dalam keadaan
ini, benda asing tersebut menjadi pathogen.
Secara umum, terapi infeksi tulang bukanlah kasus yang emergensi. Tubuh
memiliki mekanimepertahanan yang mempertahankan agar infeksi tetap
terlokalisasi di daerah yang terinfeksi.Osteomielitis dapat terjadi pada semua
usia tetapi sering terjadi pada anak-anak danorang tua, juga pada orang dewasa
muda dengan kondisi kesehatan yang serius. Diagnosa osteomielitis ditegakkan
berdasarkan gambaran klinis penyakit dan juga gambaran radiologik.Pasien yang
beresiko tinggi mengalami Osteomielitis adalah mereka yang nutrisinyaburuk,
lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus.
Dari penelitian yang
dilakukan Riset total insiden tahunan terjadinya osteomyelitis pada anak adalah
13 dari 100.000 orang. Osteomyelitis paling sering terjadi pada anak dibawah 3
tahun. Dengan diagnosis dan perawatan awal yang tepat, prognosis untuk
osteomyelitis adalah baik. Jika ada penundaan yang lama pada diagnosis atau
perawatan, dapat terjadi kerusakan yang parah pada tulang atau jaringan lunak
sekelilingnya yang dapat menjurus pada defisit-defisit yang permanen. Umumnya,
pasien-pasien dapat membuat kesembuhan sepenuhnya tanpa komplikasi-komplikasi
yang berkepanjangan
BAB
II
KONSEP
MEDIS
- Defenisi
Osteomielitis
adalah infeksi pada tulang dan medulla tulang baik karena infeksi piogenik
maupun infeksi non piogenik, misalnya
mikrobakterium tuberkolosa. Onfeksi ini dapat bersifat akut maupun kronis. Pada
anak-anak infeksi tulang sering kali timbul sebagai komplikasi dari infeksi
pada tempat-tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis
media) dan kulit (impetigo).
- Etiologi
Osteomielitis
disebabkan karena adanya infeksi yang disebabkan oleh penyebaran hematogen
(melalui darah) biasanya terjadi di tempat dimana terdapat trauma atau dimana
terdapat resistensi rendah, kemungkinan akibat trauma subklinis (tak jelas).
Selain itu dapat juga berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak atau
kontaminasi langsung tulang. Infeksi ini dapat timbul akut maupun kronis.
Adapun
faktor penyebabnya adalah : (smelitzer, suzanne)
1. Bakteri
2. Menurut
joyce dan hawks (2005) penyebab osteomielitis adalah staphylococcus aureus(70%,
80%). Selain itu juga bisa disebabkan oleh escherichia coli, pseudomonas,
klebsiella, salmonella, dan proteus
3. Virus,
jamur dan mikroorganisme lain.
Osteomielites
akut atau kronik :
1. Bentuk
akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi lokal
yang berjalan dengan cepat.
2. Osteomielites
kronik adalah akibat dari osteomielites akut yang tidak ditangani dengan baik.
Dan akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
- Manifestasi klinis
1. Osteomielites
kronik
a. Infeksi
dibawah oleh darah
-
Biasanya awitannya
mendadak.
-
Sering terjadi dengan
manifestasi klinis septikemis (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat
dan malaise, pembesaran kelenjar limfe regional).
b. Infeksi
menyebar dari rongga sumsum korteks tulang.
-
Bagian yang terinfeksi
menjadi nyeri,bengkak, dan sangat nyeri tekan.
c. Infeksi
terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung.
-
Daerah infeksi
membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.
-
Sering ada riwayat
infeksi sebelumnya atau ada luka.
-
Lab =anemia, leukositosis.
2. Osteomielites
kronik
Ditandai dengan pus yang selalu
mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi,
pembengkakan dan pengeluaran pus, lab = LED meningkat.
D. Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai
80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada
Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat
peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan
anaerobik. Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam
3 bulan pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubngan dengan
penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat
(stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan.
Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran
hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial
terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi,
dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada
tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan
penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis
dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di
sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan
membentuk abses tulang.
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan
namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah.Abses
yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan
mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar. Rongga
tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak
lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan mengelilingi
sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum
infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang
hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.
- Pemeriksaan penunjang
1. Osteomielites
akut
-
Pemeriksaan sinar-X
awalnya menunjukan pembengkakan jaringan lunak, dan setelah dua minggu terdapat
daerah dekalsifikasi ireguler, nekrosis tulang, pengangkatan periosteum, dan pembentukan
tulang baru.
-
Pemeriksaan MRI
-
Pemeriksaan darah :
leukosit meningkat dan peningkatan laju endap darah.
-
Kultur darah dan kultur
abses untuk menentukan jenis antibiotika yang sesuai.
2. Osteomielites
kronik
-
Pemeriksaan sinar-X,
besar, kavitas ireguler, peningkatan periosteum, sequestr, ataupun pembentukan
tulang padat.
-
Anemia biasanya
dikaitkan dengan infeksi kronik.
-
Pemeriksaan laju
sedimentasi dan jumlah sel darah putih (biasanya normal).
- Penatalaksanaan
Osteomyelitis
kronik adalah sukar di terapi , tetapi umum meliputi pemberian antibiotic dan
debridemen . tergantung tipe osteomyelitis kronik, pasien mungkin di terapi
dengan antibiotic parenteral selama 2 sampai 6 minggu . meskipun , tanpa
debridement yang adekuat , osteomyelitis kronik tidak berespon teradap
kebanyakan regimen antibiotic , berapa lama pun terapi di lakukan .
Pada
osteomyelitis kronik di lakukan sekuestrasi dan debridement serta pemberian
antibiotic yang sesuai dengan hasil kultur dan tes resistensi . debridement
berupa pengeluaran jaringan nekrotik di dinding ruang sekuester dan penyaliran
.debridemen pada pasien dengan osteomyelitis kronik membutuhkan teknik .
kualitas debrimen merupakan factor penting dalam kesuksesan penanganan .
sesudah debridement dengan eksisi tulang , perlu menutup dead-space yang di
bentuk oleh jaringan yang di angkat . managemen dead-space meliputi mioplasti
local ,transfer jaringan bebas dan penggunaaan antibiotic yang dapat meresap.
Pada
fase pascaakut ,subakut atau kronik dini biasanya involukrum belum cukup kuat
untuk mengaktifkan tulang asli yang menjadi sekuester .karna itu ekstremitas
yang terkena harus di lindungi dengan gips untuk mencegah patah tulang
patologik dan debridement serta sekuestrektomi di tunda sampai involukrum
menjadi kuat . selama menunggu pembedahan di lakukan penyaliran nanah dan
pembilasa
- Penyimpangan KDM
Faktor predisposisi
Usia
Virulensi kuman
Riwayat trauma
Nutrisi dan luka infeksi
|
Invasi
mikroorganisme dari tempat lain ynag beredar melalui sirkulasi darah
|
Masuk
kejuksta epifisis tulang panjang
|
Osteomyelitis
|
fagositosis
|
Gangguan
termoregulasi
|
Pembentukan
pus dan nekrosis jaringan
|
Proses
inflamasi hyperemia,pembengkakan.gangguan,fungsi,pemebentukan pus,dan
kerusakan integritas jaringan
|
Penyebaran
infeksi keorgan penting
|
Kemampuan
tonus otot menurung
|
Peningkatan
tekanan jaringan tulang dan medula
|
Nafsu
makan menurung
|
Kelemahan
fisik
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Tirah
baring lama penekanan lokal
|
Hambatan
mobilitas fisik
|
Kerusakan
integritas kulit
|
Resiko
infeksi
|
Nyeri
|
Iskemia
dannekrosis tulang
|
Pembentukan
abses tulang
|
Deformitas
dan bau dari luka
|
Gangguan
citra tubuh
|
Demam
|
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
- Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari beberapa
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien.Pengkajian yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi:
1. Identifikasi
klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin,
usia, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,bahasa yang digunakan,
pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat keperawatan
a) Riwayat
kesehatan masa lalu
Identifikasi adanya trauma tulang,
fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri pneumonia,sinusitis,kulit atau
infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa lalu. Tanyakan mengenai
riwayat pembedahan tulang.
b) Riwayat
kesehatan sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan
demam.
c) Riwayat
kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita
penyakit keturunan. (misalnya diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang)
dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya)
d) Riwayat psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
3. Kebiasaan
sehari-hari
a. Pola
nutrisi : anoreksia, mual, muntah.
b. Pola
eliminasi : adakah retensi urin dan konstipasi,karena pada pasien yang
kurang aktifitas maka pasien tersebut akan mengalami konstipasi dan bisa
berakibat urine tertahan apabila kalsium pada tulang kandungannya terlalu
tinggi.
c.
Pola
aktivitas :
No
|
Kemampuan perawatan diri
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Makan/minum
|
|||||
2.
|
Mandi
|
|||||
3.
|
Toileting
|
|||||
4.
|
Berpakaian
|
|||||
5.
|
Mobilitas
ditempat tidur
|
|||||
6.
|
Berpindah
|
|||||
7.
|
ROM
|
4.
Pemeriksaan
fisik
a. Kaji gejala
akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya pus dari
sinus disertai nyeri.
b. Kaji adanya faktor resiko
Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada
osteomielitis akut)
c. Observasi
adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan purulen.
d. Identisikasi
peningkatan tanda-tanda vital.
e. Area sekitar
tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi.
- Diagnosa keperawatan
1. Hambatan
mobilitas fisik
2. Kerusakan
integritas kulit
3. Gangguan
citra tubuh
4. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Resiko
infeksi
6. Nyeri
- Intervensi
No
|
Diagnose
keperawatan
|
Tujuan
dan criteria hasil
|
intervensi
|
1.
|
Hambatan
mobilitas fisik
Defenisi:keterbatasan
pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih eksremitas secara mandiri
dan terarah.
Batasan
karakteristik:
Faktor
yang berhubungan:
|
NOC
v
Joint movement:active
v
Mobility level
v
Self care
v
Transfer performance
Criteria
hasil:
v
Klien meningkat dalam aktivitas fisik
v
Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
v
Memverbalisasi perasaan dalam meningkatkan
kekuatan dan kemampuan berpindah
v
Memperagakan penggunaan alat
v
Bantu untuk mobilisasi(walker)
|
NIC
Exercise
theraphy: ambulation
|
2.
|
Kerusakan
integritas kulit
Defenisi:
perubahan/gangguan epidermis dan /dermis.
Batasan
karakteristik:
Faktor
yang berhubungan
Eksternal:
Internal:
|
NOC
v
Tissue integrity: skin and mucous
v
Membranes
v
Hemodyalis akses
Criteria
hasil
v
Integritas elastisitas temperature hidrasi pigmen
v
Tidak ada luka/lesi pada kulit
v
Perfusi jaringan baik
v
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaiakan
kulot dan mencegah terjadinya cedera berulang
v
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan
kelembaban kulit dan perawatan alami
|
NIC
Pressure
management
Insision site care
·
Monitor proses kesembuhan derah insisi
·
Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
·
Bersihakan area sekitar jahitan atau staples
menggunkan lidi kapas steril
·
Gunakan pereparat antiseptic sesuai program
|
3.
|
Gangguan
citra tubuh
Defenisi:
Konfusi
dalam gambaran mental tentang diri fisik individu
Batasan
karakteristik:
Objektif:
Subjektif:
Faktor
yang berhubungan:
|
NOC
v
Body image
v
Self esteem
Kriteia
hasil
v
Body image positif
v
Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
v
Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi
tubuh
Mempertahankan
interaksi sosial
|
NIC
Body
image enchancement
|
4.
|
Ketidakseimbangan
nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh
Defenisi:
Asupan
nutrisi yang tidak cukup untuk meemnuhi kebutuhan metabolic
Batasan
karakteristik:
Faktor
yang berhubungan
|
NOC
v
Nutritional status
v
Nutritional status: food and fluid
v
Intake
v
Weight control
Criteria
hasil:
v
Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
v
BB ideal sesuai dengan tinggi badan
v
Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi
v
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari
menelan
v
Tidak terjadi epnurunan BB yang berarti
|
NIC
Nutrition
management
Nitrition
monitoring
|
5.
|
Resiko
infeksi
Defenisi:
Mengalami
peningkatan resiko terserang organism pathogen
Faktor-faktor
resiko:
-DM
-obesitas
-
Gangguan peristaltic
-
Kerusakan integritas kulit
-
Perubahan sekresi ph
-
Pecah ketuban dini
-
Merokok
-
Statis cairan tubuh
|
NOC
v
Immune status
v
Knowledge: infection control
Criteria
hasil
|
NIC
Infection
control
|
6.
|
Nyeri
akut
Defenisi:
Pengalaman
sensori dan emosinal yang tidak menyenangkan akibat kerusak jaringan yang
actual atau potensial dalam hal kerusakan jaringan.
Batasan
karakteristik:
Faktor
yang berhubungan:
|
NOC:
v
Pain level
v
Circulation status
v
Vital sign status
Criteria
hasil
v
Mampu mengontrol nyeri
v
Melaporkan bahwa nyeri berkurang
v
Mampu mengenali nyeri
|
NIC:
Pain
management:
Analgesic
administration
|
- Evaluasi
Evaluasi adalah
tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan perencanaan berhasil
di capai.Ada dua komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan :
Evaluasi yang dilakukan pada klien dengan
osteomielitis meliputi :
a. Mengalami
peredaan nyeri
1) Melaporkan berkurangnya nyeri
2) Tidak mengalami nyeri tekan di
tempat terjadinya infeksi
3) Tidak mengalami ketidak nyamanan
bila bergerak
b. Peningkatan
mobilitas fisik
1) Berpartisipasi dalam aktifitas
perawatan diri
2) Mempertahankan fungsi penuh
ekstermitas yang sehat
3) Memperlihatkan penggunaan alat
imobilisasi dan alat bantu dengan aman
c. Tidak
terjadi perluasan infeksi
1) Memakai antibiotic sesuai resep
2) Suhu badan normal
3) Tidak ada pembengkakan
4) Tidak ada pus
BAB
IV
PENUTUP
- Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan
penunjang bentuk tubuh dan mengukur pergerakan. Tulang manusia saling
berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk untuk memperoleh sistem
muskuloskeletal yang yang optimum.
Osteomielitis adalah infeksi akut
tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis
hematogen) atau yang lebih sering, setelah kontaminasi fraktur terbuka atau
reduksi (osteomielitis eksogen).
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang biasanya
disebabkan oleh bakteri, tetapi kadang-kadang disebabkan oleh jamur.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurarif amin,dkk 2015
APLIKASI NANDA NIC NOC,jilid III Hal
27,Jogjakarta:Mediactio
Digiulio mary,dkk 2014
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH,Jogjakarta:Andi