This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 18 Oktober 2016



 ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT OSTEOMYELITIS
                                                      
                                                         KELOMPOK I B.14
HASRAWATI 14.1101.121
PUTRI DNO SARI 14.1101.118
HASRAYANTI 14.11101.096
ISHMA RAMADHANI 14.1101.135
MUH.MUHISAM 14.1101.078
FILIGIUS JIMIANUS KUDI 14.1101.143

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR  201
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat serta karunia-Nyalah sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menemui beberapa hambatan namun atas bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangan sangat kami harapkan. Akhir kata semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.
Makassar,12-10-2016
Penulis,
 




DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………………...2
Daftar isi………………………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang…………………………………………………………………………………4
BAB II KONSEP MEDIS
  1. Defenisi…………………………………………………………………………………………..5
  2. Etiologi…………………………………………………………………………………………...5
  3. Manifestasi klinik………………………………………………………………………………...6
  4. Patofisiologi………………………………………………………………………………………6
  5. Penatalaksanaan ………………………………………………………………………….………7
  6. Penyimpangan KDM……………………………………………………………………………..8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ………………………………………………………………….12
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………………….19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….....20








BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar belakang
Penyakit infeksi adalah salah satu penyakit yang masih sering terjadi di dunia. Salah satupenyakit infeksi yang mengenai tulang adalah osteomielitis. Osteomielitis umumnya disebabkanoleh bakteri, namun jamur dan virus juga bisa menjadi penyebabnya. Osteomielitis dapat mengenai tulang-tulang panjang, vertebra ,tulang pelvic, tulang tengkorak dan mandibula.Banyak mitos yang berkembang tentang penyakit ini, seperti diyakini bahwa infeksi akanberlanjut menyebar pada tulang dan akhirnya seluruh tubuh, padahal hal yang sebenarnya adalahosteomielitis tidak menyebar ke bagian lain tubuh karena jaringan lain tersebut punya alirandarah yang baik dan terproteksi oleh sistem imun tubuh. Kecuali apabila terdapat sendi buatan dibagian tubuh yang lain. Dalam keadaan ini, benda asing tersebut menjadi pathogen.
Secara umum, terapi infeksi tulang bukanlah kasus yang emergensi. Tubuh memiliki mekanimepertahanan yang mempertahankan agar infeksi tetap terlokalisasi di daerah yang terinfeksi.Osteomielitis dapat terjadi pada semua usia tetapi sering terjadi pada anak-anak danorang tua, juga pada orang dewasa muda dengan kondisi kesehatan yang serius. Diagnosa osteomielitis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis penyakit dan juga gambaran radiologik.Pasien yang beresiko tinggi mengalami Osteomielitis adalah mereka yang nutrisinyaburuk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus.
Dari penelitian yang dilakukan Riset total insiden tahunan terjadinya osteomyelitis pada anak adalah 13 dari 100.000 orang. Osteomyelitis paling sering terjadi pada anak dibawah 3 tahun. Dengan diagnosis dan perawatan awal yang tepat, prognosis untuk osteomyelitis adalah baik. Jika ada penundaan yang lama pada diagnosis atau perawatan, dapat terjadi kerusakan yang parah pada tulang atau jaringan lunak sekelilingnya yang dapat menjurus pada defisit-defisit yang permanen. Umumnya, pasien-pasien dapat membuat kesembuhan sepenuhnya tanpa komplikasi-komplikasi yang berkepanjangan



BAB II
KONSEP MEDIS
  1. Defenisi
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan medulla tulang baik karena infeksi piogenik maupun  infeksi non piogenik, misalnya mikrobakterium tuberkolosa. Onfeksi ini dapat bersifat akut maupun kronis. Pada anak-anak infeksi tulang sering kali timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada tempat-tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan kulit (impetigo).
  1. Etiologi
Osteomielitis disebabkan karena adanya infeksi yang disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) biasanya terjadi di tempat dimana terdapat trauma atau dimana terdapat resistensi rendah, kemungkinan akibat trauma subklinis (tak jelas). Selain itu dapat juga berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak atau kontaminasi langsung tulang. Infeksi ini dapat timbul akut maupun kronis.
Adapun faktor penyebabnya adalah : (smelitzer, suzanne)
1.      Bakteri
2.      Menurut joyce dan hawks (2005) penyebab osteomielitis adalah staphylococcus aureus(70%, 80%). Selain itu juga bisa disebabkan oleh escherichia coli, pseudomonas, klebsiella, salmonella, dan proteus
3.      Virus, jamur dan mikroorganisme lain.
Osteomielites akut atau kronik :
1.      Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasi lokal yang berjalan dengan cepat.
2.      Osteomielites kronik adalah akibat dari osteomielites akut yang tidak ditangani dengan baik. Dan akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
  1. Manifestasi klinis
1.      Osteomielites kronik
a.       Infeksi dibawah oleh darah
-          Biasanya awitannya mendadak.
-          Sering terjadi dengan manifestasi klinis septikemis (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan malaise, pembesaran kelenjar limfe regional).
b.      Infeksi menyebar dari rongga sumsum korteks tulang.
-          Bagian yang terinfeksi menjadi nyeri,bengkak, dan sangat nyeri tekan.
c.       Infeksi terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung.
-          Daerah infeksi membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.
-          Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka.
-           Lab =anemia, leukositosis.
2.      Osteomielites kronik
Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan pengeluaran pus, lab = LED meningkat.
D.    Patofisiologi
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering dijumpai pada Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial, gram negative dan anaerobik. Awitan Osteomielitis stelah pembedahan ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akut fulminan – stadium 1) dan sering berhubngan dengan  penumpukan hematoma atau infeksi superficial. Infeksi awitan lambat  (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan. Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang.
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah.Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.
  1. Pemeriksaan penunjang
1.      Osteomielites akut
-          Pemeriksaan sinar-X awalnya menunjukan pembengkakan jaringan lunak, dan setelah dua minggu terdapat daerah dekalsifikasi ireguler, nekrosis tulang, pengangkatan periosteum, dan pembentukan tulang baru.
-          Pemeriksaan MRI
-          Pemeriksaan darah : leukosit meningkat dan peningkatan laju endap darah.
-          Kultur darah dan kultur abses untuk menentukan jenis antibiotika yang sesuai.
2.      Osteomielites kronik
-          Pemeriksaan sinar-X, besar, kavitas ireguler, peningkatan periosteum, sequestr, ataupun pembentukan tulang padat.
-          Anemia biasanya dikaitkan dengan infeksi kronik.
-          Pemeriksaan laju sedimentasi dan jumlah sel darah putih (biasanya normal).
  1. Penatalaksanaan
Osteomyelitis kronik adalah sukar di terapi , tetapi umum meliputi pemberian antibiotic dan debridemen . tergantung tipe osteomyelitis kronik, pasien mungkin di terapi dengan antibiotic parenteral selama 2 sampai 6 minggu . meskipun , tanpa debridement yang adekuat , osteomyelitis kronik tidak berespon teradap kebanyakan regimen antibiotic , berapa lama pun terapi di lakukan .
Pada osteomyelitis kronik di lakukan sekuestrasi dan debridement serta pemberian antibiotic yang sesuai dengan hasil kultur dan tes resistensi . debridement berupa pengeluaran jaringan nekrotik di dinding ruang sekuester dan penyaliran .debridemen pada pasien dengan osteomyelitis kronik membutuhkan teknik . kualitas debrimen merupakan factor penting dalam kesuksesan penanganan . sesudah debridement dengan eksisi tulang , perlu menutup dead-space yang di bentuk oleh jaringan yang di angkat . managemen dead-space meliputi mioplasti local ,transfer jaringan bebas dan penggunaaan antibiotic yang dapat meresap.
Pada fase pascaakut ,subakut atau kronik dini biasanya involukrum belum cukup kuat untuk mengaktifkan tulang asli yang menjadi sekuester .karna itu ekstremitas yang terkena harus di lindungi dengan gips untuk mencegah patah tulang patologik dan debridement serta sekuestrektomi di tunda sampai involukrum menjadi kuat . selama menunggu pembedahan di lakukan penyaliran nanah dan pembilasa








  1. Penyimpangan KDM

Faktor predisposisi
Usia
Virulensi kuman
Riwayat trauma
Nutrisi dan luka infeksi

Invasi mikroorganisme dari tempat lain ynag beredar melalui sirkulasi darah
Masuk kejuksta epifisis tulang panjang
Osteomyelitis
fagositosis
Gangguan termoregulasi
Pembentukan pus dan nekrosis jaringan
Proses inflamasi hyperemia,pembengkakan.gangguan,fungsi,pemebentukan pus,dan kerusakan integritas jaringan
 










Penyebaran infeksi keorgan penting
Kemampuan tonus otot menurung
Peningkatan tekanan jaringan tulang dan medula
Nafsu makan menurung
Kelemahan fisik
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tirah baring lama penekanan lokal
Hambatan mobilitas fisik
Kerusakan integritas kulit
Resiko infeksi
Nyeri
Iskemia dannekrosis tulang
Pembentukan abses tulang
Deformitas dan bau dari luka
Gangguan citra tubuh
Demam
 












BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
  1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari beberapa sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.Pengkajian yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi:
1.      Identifikasi klien
Terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan,bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat.
2.      Riwayat keperawatan
a)      Riwayat kesehatan masa lalu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka,atau infeksi lainnya (bakteri pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih) pada masa lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.
b)      Riwayat kesehatan sekarang
Apakah klien terdapat pembengkakan,adanya nyeri dan demam.
c)      Riwayat kesehatan keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. (misalnya diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya)
d)      Riwayat psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
3.      Kebiasaan sehari-hari
a.       Pola nutrisi      : anoreksia, mual, muntah.
b.      Pola eliminasi  : adakah retensi urin dan konstipasi,karena pada pasien yang kurang aktifitas maka pasien tersebut akan mengalami konstipasi dan bisa berakibat urine tertahan apabila kalsium pada tulang kandungannya terlalu tinggi.
                              c.       Pola aktivitas   :


No
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
4
1.       
Makan/minum





2.       
Mandi





3.       
Toileting





4.       
Berpakaian





5.       
Mobilitas ditempat tidur





6.       
Berpindah





7.       
ROM






                    4.      Pemeriksaan fisik
a.       Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan keluarnya pus dari sinus disertai nyeri.
b.       Kaji adanya faktor resiko Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada osteomielitis akut)
c.        Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan purulen.
d.       Identisikasi peningkatan tanda-tanda vital.
e.         Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di palpasi.
  1. Diagnosa keperawatan
1.      Hambatan mobilitas fisik
2.      Kerusakan integritas kulit
3.      Gangguan citra tubuh
4.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5.      Resiko infeksi
6.      Nyeri
  1. Intervensi
No
Diagnose keperawatan
Tujuan dan criteria hasil
intervensi
1.
Hambatan mobilitas fisik
Defenisi:keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih eksremitas secara mandiri dan terarah.
Batasan karakteristik:
  • Penurunan waktu reaksi
  • Kesulitan membolak-balik posisi
  • Dispnea setelah beraktivitas
  • Perubahan cara berjaln
  • Gerakan bergerak
  • Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik halus
  • Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar
  • Keterbatasan rentang pergerakan sendi
  • Tremor akibat pergerakan
  • Ketidakstabilan postur
Faktor yang berhubungan:
  • Intoleransi aktivitas
  • Perubahan metabolism selular
  • Ansietas
  • Gangguan koknitif
  • Fisik tidak bugar
  • Penurunan ketahana tubuh
  • Penurunan kendali otot
  • Penurunan massa otot
  • Malnutrisi
  • Gangguan musculoskeletal
  • Gangguan neuromuscular,nyeri
  • Kurang pengetahuan tentang aktivitas fisik
  • Keterlambatan perkembnagan

NOC
v  Joint movement:active
v  Mobility level
v  Self care
v  Transfer performance
Criteria hasil:
v  Klien meningkat dalam aktivitas fisik
v  Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
v  Memverbalisasi perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
v  Memperagakan penggunaan alat
v  Bantu untuk mobilisasi(walker)
NIC
Exercise theraphy: ambulation
  • Monitorin vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
  • Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
  • Bantu klien untuk menggunakan saat berjalan dan cegah terhadap cedera.
  • Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi
  • Kaji kemampuan klien dalam mobilitas
  • Latih pasien dala pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
  • Damping dan bantu pasien saat mobilisasidan bantu pemenuhan ADLs
  • Berikan alat bantu jika klien memerlukan
  • Ajarkan psien bagaimana merubah posisidan berikan bantuan jika diperluka
2.
Kerusakan integritas kulit
Defenisi: perubahan/gangguan epidermis dan /dermis.
Batasan karakteristik:
  • Kerusakan lapisan kulit(dermis)
  • Gangguan permukaan kulit (epidermis)
  • Invasi struktur tubuh
Faktor yang berhubungan
Eksternal:
  • Zat kimia,radiasi
  • Usia yang ekstrim
  • Kelembapan
  • Hipertermi hipotermi
  • Medikasi
  • imobilita fisik
Internal:
  • perubahan stastus cairan
  • perubahan pigmentasi
  • perubahn turgor
  • faktor perkembangan
  • kondisi ketikaseimbangan nutrisi
  • penurunan imunologi
  • penurunan sirkulasi
  • kondisi gangguan metabolic
  • tonjolan tulang

NOC
v  Tissue integrity: skin and mucous
v  Membranes
v  Hemodyalis akses
Criteria hasil
v  Integritas elastisitas temperature hidrasi pigmen
v  Tidak ada luka/lesi pada kulit
v  Perfusi jaringan baik
v  Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaiakan kulot dan mencegah terjadinya cedera berulang
v  Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
NIC
Pressure management
  • Anjurkan pasien untuki menggunakan pakaian yang longgar
  • Hindari kerutan pada tempat tidur
  • Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
  • Mobilisasi pasien( ubah posisi pasien)setiap dua jam sekali
  • Monitor kulit aka adanya kemerahan
  • Oleskan lotion/minyak baby iol pada daerah yang tertekan
  • Monitor status nutrisi pasien
             Insision site care
·         Monitor proses kesembuhan derah insisi
·         Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
·         Bersihakan area sekitar jahitan atau staples menggunkan lidi kapas steril
·         Gunakan pereparat antiseptic sesuai program
3.
Gangguan citra tubuh
Defenisi:
Konfusi dalam gambaran mental tentang diri fisik individu
Batasan karakteristik:
  • Perilaku mengenali tubuh individu
  • Perilaku meghindari tubuh individu
  • Menggungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan tentang tubuh individu
  • Mengungkapakn persepsi yang mencerminkan perubahan individu dalam penampilan
Objektif:
  • Perubahan actual pada fungsi
  • Perubahan actual pada struktur
  • Perilaku mengenali tubuh individu
  • Perubahan dalam keterlibatan social
  • Secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh
  • Perubahan dalam keterlibatan social
  • Kehilangan bagian tubuh
  • Trauma pada bagian yang tidak berfungsi
  • Secara tidaks engaja menonjolkan bagian tubuh
Subjektif:
  • Ketakutan terhadap reaksi orang lain
  • Focus pada perubahan
  • Focus pada kehilangan
  • Penekanan pada kekuatan yang tersisa
  • Mengungkapakan perubahan gaya hidup
Faktor yang  berhubungan:
  • Biofisik kognitif
  • Budayy tahap perkembnagn
  • Penyakit cedera
  • Pembedahan trauma
  • Terapi penyakit
NOC
v  Body image
v  Self esteem
Kriteia hasil
v  Body image positif
v  Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
v  Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
NIC
Body image enchancement
  • Kaji secar verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
  • Monitor frekuensi menkritik dirinya
  • Jelaskan tentang pengobatan perawatan kemajuan dan prognosi penyakit
  • Dorong klien mengungkapakn perasaannya
  • Identifikasi arti penguranagn melalui pemakaian alat bantu
  • Fasilitas kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
4.
Ketidakseimbangan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh
Defenisi:
Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk meemnuhi kebutuhan metabolic
Batasan karakteristik:
  • Kram abdomen
  • Nyeri abdomen
  • Menghindari makanan
  • BB dibawah 20% atau lebih dibawah BB ideal
  • Kerapuhan kapiler
  • Kurang minat pada makanan
  • Kesalahn konsepsi
  • Kesalahan informasi
  • Membrane mukossa pucat
  • Ketidakmampuan memamkan makanan
  • Tonus otot menurun
  • Mengeluh gangguan sensai rasa
  • Cepat kenyang setelah makan
  • Kelemahan otot mengunyah
Faktor yang berhubungan
  • Faktor biologis
  • Faktor ekonomi
  • Mangabsorspi nutrient
  • Ketidakmamouan untuk mencerna makanan
  • Metidakmampuan menelan makanan
  • Faktor psikologi
NOC
v  Nutritional status
v  Nutritional status: food and fluid
v  Intake
v  Weight control
Criteria hasil:
v  Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan
v  BB ideal sesuai dengan tinggi badan
v  Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi
v  Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
v  Tidak terjadi epnurunan BB yang berarti
NIC
Nutrition management
  • Kaji adanya alergi makanan
  • Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutriss yang dibutuhkan paien
  • Anjurkan psien untuk meningkatkan intake
  • Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
  • Berikan substasnis gula
  • Monitor jumlah nutrisi dan kandungan  kalori
  • Beriakn informasi tentang kebutuhan nutrisi
  • Kaji kemmapuan klaien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nitrition monitoring
  • BB pasie dalam batas normal
  • Monitor adanya penurunan BB
  • Monitor tipe dan jumlah aktiviats yang biasa dilakukan
  • Monitor turgor kulit
  • Monitor mual dan muntah
  • Monitor kadar albumin hb dan kadar Ht
  • Monitor pertumbuhan dan pertumbuhan
  • Monitor pucat kemarahan dan kekeringan jaringan konjuntiva

5.
Resiko infeksi
Defenisi:
Mengalami peningkatan resiko terserang organism pathogen
Faktor-faktor resiko:
  • Penyakit kronik:
-DM
-obesitas
  • Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemanjangan pathogen
  • Pertahanan tubuh yang tidak adekuat
-          Gangguan peristaltic
-          Kerusakan integritas kulit
-          Perubahan sekresi ph
-          Pecah ketuban dini
-          Merokok
-          Statis cairan tubuh
  • Ketidakadekuatan pertahan sekunder
  • Vaksinasi ynag tidak adekuat
  • Pemajan terhadap patogrn

NOC
v  Immune status
v  Knowledge: infection control
Criteria hasil
  • Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
  • Menunjukkan kemmapuan untuk mencegah timbulnya infeksi
  • Jumlah leukosit dalam batas normal
  • Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC
Infection control
  • Bersihkan lingkunagn setelah dipakai pasien lain
  • Pertahankan teknik isolasi
  • Cuci tang sebelum dan sesudah tindakan keperawatn
  • Tingkatkan intake nutrisi
  • Dorong masukan cairan
  • Dorong istirahat
  • Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
  • Ajarkan cara menghindari infeksi
  • Laporkan kultur positif
  • Laporkan kecurigaan infeksi
6.
Nyeri akut
Defenisi:
Pengalaman sensori dan emosinal yang tidak menyenangkan akibat kerusak jaringan yang actual atau potensial dalam hal kerusakan jaringan.
Batasan karakteristik:
  • Perubahan selera makan
  • Perubahan tekanan darah
  • Perubahan frekuensi jantung
  • Perubahan frekuensi pernapasan
  • Laporan isyarat
  • Diaphoresis
  • Perilaku distraksi
  • Mengekspresikan perilaku
  • Masker wajah
  • Sikap melindungi area nyeri
  • Focus menyempit
Faktor yang berhubungan:
  • Agen cedera

NOC:
v  Pain level
v  Circulation status
v  Vital sign status
Criteria hasil
v  Mampu mengontrol nyeri
v  Melaporkan bahwa nyeri berkurang
v  Mampu mengenali nyeri
NIC:
Pain management:
  • Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensip termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi
  • Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
  • Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik
  • Kaji kultur yang mempengaruhi frespon nyeri
  • Kurangi faktor presipitas nyeri
  • Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
  • Ajarkan tentang tekhnik nonfarmakologi
  • Berikan anogetik untuk mengurangi nyeri
  • Tingkatkan istirahat
  • Kolaborasi dengan dokter
Analgesic administration
  • Tentukan lokasi karakteristik kualitas dan derajat nyeri
  • Cek riwayat alergi
  • Pilih analgesic yang diperlukan
  • Tentukan pilihan analgesic terganting tipe dan beratnya nyeri.

  1. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan perencanaan berhasil di capai.Ada dua komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan :
Evaluasi yang dilakukan pada klien dengan osteomielitis meliputi :
a.       Mengalami peredaan nyeri
               1)      Melaporkan berkurangnya nyeri
               2)      Tidak mengalami nyeri tekan di tempat terjadinya infeksi
               3)      Tidak mengalami ketidak nyamanan bila bergerak
b.      Peningkatan mobilitas fisik
               1)      Berpartisipasi dalam aktifitas perawatan diri
               2)      Mempertahankan fungsi penuh ekstermitas yang sehat
               3)      Memperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan alat bantu dengan aman
c.       Tidak terjadi perluasan infeksi
               1)      Memakai antibiotic sesuai resep
                2)      Suhu badan normal
               3)      Tidak ada pembengkakan
               4)      Tidak ada pus

















BAB IV
PENUTUP
  1. Kesimpulan
            Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengukur pergerakan. Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam berbagai bentuk untuk memperoleh sistem muskuloskeletal yang yang optimum.
            Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen).
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang biasanya disebabkan oleh bakteri, tetapi kadang-kadang disebabkan oleh jamur.
















DAFTAR PUSTAKA
Nurarif amin,dkk 2015 APLIKASI NANDA NIC NOC,jilid III Hal            
             27,Jogjakarta:Mediactio
Digiulio mary,dkk 2014 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH,Jogjakarta:Andi