Selasa, 02 Mei 2017

interaksi obat dengan makanan


  BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Hubungan dan interaksi antara makanan, nutrien yang terkandung dalam makanan dan obat saling mendukung dalam pelayanan kesehatan dan dunia medis. Makanan dan nutrien spesifik dalam makanan, jika dicerna bersama dengan beberapa obat, pasti dapat mempengaruhi seluruh ketersediaan hayati, farmakokinetik, farmakodinamik dan efek terapi dalam pengobatan. Makanan dapat mempengaruhi absorbsi obat sebagai hasil dari pengubahan dalam saluran gastrointestinal atau interaksi fisika atau kimia antara partikel komponen makanan dan molekul obat. Pengaruh tergantung pada tipe dan tingkat interaksi sehingga absorbsi obat dapat berkurang, tertunda, tidak terpengaruh atau meningkat oleh
makanan yang masuk.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka makalah ini akan menitikberatkan pada
1.      Mengetahui interaksi obat dan makanan berdasarkan fase farmasetis,fase farmakokinetik, dan fase farmakodinamik
2.       Mengetahui interaksi obat dan makanan yang dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu pengecapan, mengganggu traktus gastrointestinal/ saluran pencernaan, dan mempengaruhi absorbsi, metabolisme dan eksresi zat gizi
3.       Mengetahui interaksi obat dengan mikronutrien
1.3 TUJUAN
Adapun yang mendasari atau tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain
a)      Untuk mengetahui interaksi obat dan makanan yang terjadi berdasar pada fase farmasetis, fase farmakokinetik, dan fase farmakodinamik
b)      Untuk mengetahui interaksi obat yang dapat menurunkan nafsu makan, mengganggu pengecapan, mengganggu traktus gastrointestinal/ saluran pencernaan, dan mempengaruhi absorbs, metabolism dan eksresi zat gizi
c)      Untuk mengetahui interaksi obat dengan mikronutrien








BAB II
PEMBAHASAN

2.1  INTERAKSI OBAT
Interaksi obat adalah kejadian di mana suatu zat mempengaruhi aktivitas obat. Efek-efeknya bisa meningkatkan atau mengurangi aktivitas, atau menghasilkan efek baru yang tidak dimiliki sebelumnya. Biasanya yang terpikir oleh kita adalah antara satu obat dengan obat lain. Tetapi, interaksi bisa saja terjadi antara obat dengan makanan, obat dengan herbal, obat dengan mikronutrien, dan obat injeksi dengan kandungan infus.
      Interaksi obat bisa ditimbulkan oleh berbagai proses, antara lain perubahan dalam farmakokinetika obat terse but, seperti absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eksresi (ADME) obat. Kemungkinan lain, interaksi obat merupakan hasil dari sifat- sifat farmakodinamik obat tersebut, misal, pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan agonis untuk resptor yang sama
Pemberian obat-obatan merupakan bagian dari terapi medis terhadap pasien. Ketika dikonsumsi, obat dapat mempengaruhi status gizi seseorang dengan mempengaruhi makanan yang masuk (drug-food interaction). Hal sebaliknya juga dapat terjadi, makanan yang masuk juga dapat mempengaruhi kerja beberapa obat-obatan (food-drug interaction).

2.1  INTERAKSI OBAT DAN MAKNAN
·         Fase farmasetis
Fase farmasetis merupakan fase awal dari hancur dan terdisolusinya obat. Beberapa makanan dan nutrisi mempengaruhi hancur dan larutnya
obat
. maka dari itu, keasaman makanan dapat mengubah efektifitas dan
solubilitas obat-obat tertentu. Salah satu obat yang dipengaruhi pH
lambung adalah saquinavir, inhibitor protease pada perawatan HIV.
Ketersediaan hayatinya meningkat akibat solubilisasi yang diinduksi oleh
perubahan pH lambung. Makanan dapat meningkatkan pH lambung, disisi
lain juga dapat mencegah disolusi beberapa obat seperti isoniazid (INH).
·         Fase farmakokinetik
      Fase farmakokinetik adalah absorbsi, transport, distribusi, metabolisme dan
ekskresi obat. Interaksi obat dan makanan paling signifikan terlibat dalam proses
absorbsi. Usus halus, organ penyerapan primer, berperan penting dalam absorbsi obat. Fungsi usus halus seperti motilitas atau afinitas obat untuk menahan sistem  karier usus halus, dapat mempengaruhi kecepatan dan
tingkat absorbsi obat. Makanan dan nutrien dalam makanan dapat meningkatkan atau menurunkan absorbsi obat dan mengubah ketersediaan hayati obat. 
Proses Peristiwa yang terkait dengan cara  minum obat adalah absorpsi yakni penyerapan obat dari tempat pemberiannya menembus membran biologis, masuk ke sirkulasi darah sistemik. Proses ini merupakan pintu pertama yang harus dilewati obat agar obat memberikan efeknya ke tubuh.Cara pemberian obat yang berbeda akan mempengaruhi cepat lambatnya obat terabsorpsi, dengan kata lain juga akan mempengaruhi cepat lambatnya obat berefek. Begitu pun makanan dan minuman, sangat mempengaruhi proses absorpsi obat. Tergantung di mana obat diabsorpsi/tempat absorpsi obat, maka dengan menganalisis makanan/minuman yang masuk bersama obat, maka akan mudah memprediksi pengaruh keduanya kepada cepat lambatnya atau malah tidak terabsorpsinya obat.
Makanan yang mempengaruhi tingkat ionisasi dan solubilitas atau reaksi pembentukan khelat, dapat mengubah absorbsi obat secara signifikan. Misalnya pada reaksi pembentukan khelat pada :
a.       kombinasi tetracyclin dengan mineral divalen seperti Ca dalam susu atau antasida.
Kalsium akan mempengaruhi absorbsi dari quinolon.
b.   Reaksi antara besi (ferro atau ferri) dengan tetracyclin, antibiotik fluoroquinolon, ciprofloxacin, ofloxacin, lomeflox dan enoxacin. Maka dari itu, ketersediaan hayati ciprofloxacin dan ofloxacin turun masing-masing 52 dan 64 % akibat adanya besi.
c.   Zink dan fluoroquinolon akan menghasilkan senyawa inaktif sehingga menurunkan absorbsi obat (b). 
Kecepatan pengosongan lambung secara signifikan mempengaruhi komposisi
 makanan yang dicerna. Kecepatan pengosongan lambung ini dapat mengubah ketersediaan hayati obat. Makanan yang mengandung serat dan lemak tinggi diketahui secara normal menunda waktu pengosongan lambung. Beberapa obat seperti nitrofurantoin dan hidralazin lebih baik diserap saat pengosongan lambung tertunda karena tekanan pH rendah di lambung. Obat lain seperti L-dopa, Penicillin G
dan digoxin, mengalami degradasi dan menjadi inaktif saat tertekan oleh pH rendah di lambung dalam waktu lama. Obat dieliminasi dari tubuh tanpa diubah atau sebagai
metabolit primer oleh ginjal, paru-paru, atau saluran gastrointestinal melalui empedu.
Ekskresi obat juga dapat dipengaruhi oleh diet nutrien seperti protein dan serat, atau
Nutrien yang mempengaruhi  pHurin. 
·         Fase farmakodinamik
Fase farmakodinamik merupakan respon fisiologis dan psikologis terhadap obat. Mekanisme obat tergantung pada aktifitas agonis atau antagonis, yang mana  akan meningkatkan atau menghambat metabolisme normal dan fungsi fisiologis dalam tubuh manusia. Obat dapat memproduksi efek yang diinginkan dan tidak diinginkan. Aspirin dapat menyebabkan defisiensi folat jika diberikan dalam jangka waktu lama. Methotrexat memiliki struktur yang mirip dengan folat
vitamin B, hal ini dapat memperparah defisiensi folat.
 Penelanan tablet dengan air yang cukup atau cairan lain penting untuk beberapa obat karena jika ditelan tablet tersebut cenderung merusak saluran oesophagus. Petunjuk pada pasien untuk mencegah iritasi dan atau ulcer pada oesophagus, tablet atau kapsul obat harus ditelan dengan segelas air oleh pasien dengan posisi berdiri, misalnya untuk obat obat seperti analgesik (contohnya aspirin), NSAID (contohnya Phenylbutazone, oxyphenbutazone, indometacin), kloralhidrat, emepromium bromida, kalium klorida, tetracyclin (terutama Doxycyclin).
Obat diminum dengan atau tanpa makanan. Interaksi obat-makanan dalam saluran  gastrointestinal dapat bermacam- macam dan banyak alasan mengapa makanan dapat berpengaruh pada efek obat. Contohnya obat mungkin terikat pada komponen makanan; makanan akan  mempengaruhi waktu transit obat pada usus; obat dapat mengubah first-pass metabolism obat dalam usus dan dalam hati; dan makanan dapat
 meningkatkan aliran empedu yang mampu meningkatkan absorbsi beberapa obat yang larut lemak.
Petunjuk pada pasien untuk mencegah interaksi tersebut adalah dengan meminum obat dengan segelas air pada saat perut kosong, misalnya seperti pada obat- obat sefalosporin (kecuali sefradin), dipyridamol, erythromycin, Isoniazid (INH), lincomycin, penicillamin, pentaerithritel tetranitrat, rifampicin, penisilin oral dan tetracyclin. Absorbsi semua penisilin oral optimal jika diminum pada saat perut kosong dengan segelas air. Pivampicillin harus diminum bersama makanan karena dapat mengiritasi lambung atau perut. Tetracyclin kadang kala menyebabkan mual dan muntah jika diminum pada saat perut kosong. Meskipun makanan mengurangi absorbsi tetracyclin tetapi tidak terjadi pada doxycyclin dan minocyclin.
Adanya makanan juga dapat meningkatkan perubahan bentuk profil serum obat tanpa mengubah ketersediaan hayati obat. Hal ini terlihat pada studi sefradin,  makanan tidak memiliki efek signifikan terhadap ekskresi urin antibiotik tetapi pada nilai t-max. Beberapa obat yang diminum bersama susu atau makanan berlemak  antara lain alafosfalin, griseofulvin dan vitamin D. Sedangkan obat yang tidak boleh diminum bersama susu antara lain bisacodyl (dulcolax), garam besi, tetracyclin
(kecualidoxycyclindanminocyclin). .
·         Proses interaksi obat dengan makanan terhadap absorbsi
Interaksi obat dengan makanan/minuman (Food drug interaction) Sifat fisika kimia obat menentukan tempat absorpsi obat. Obat biasanya bersifat asam lemah atau basa lemah. Obat asam lemah akan diserap di lambung (jika diberikan secara oral dengan diminum, bukan di bawah lidah atau di dinding mulut bucal), sementara yang bersifat basa lemah akan diserap di usus yang lingkungannya memang lebih basa dibandingkan lambung.Kecepatan pengosongan lambung juga tak kalah penting untuk absorpsi obat secara oral. Semakin cepat pengosongan lambung, bagi obat bersifat asam akan merugikan karena hanya sejumlah kecil obat yang terserap, namun menguntungkan obat bersifat basa lemah karena segera mencapai tempat absorpsi di
 usus,segera terjadi proses penyerapan.Selain terkait sifat obat dan tempat absorpsi, makanan/minuman akan mempengaruhi bentuk obat. Obat seharusnya berbentuk molekul kecil untuk bisa terabsorpsi dengan baik. Maka perlu dilakukan uji disolusi/pelarutan obat saat dilakukan formulasi obat. Namun, hal lain yang perlu diwaspadai adalah adanya interaksi obat dengan makanan/minuman atau nutrien tertentu, sehingga terbentuk senyawa kompleks bermolekul besar yang menghalangi obat diabsorpsi

2.3.INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANA  YANG DAPAT MENURUNKAN NAFSU MAKAN, MENGGANGGU PENGECAPAN DAN MENGANGGU TRUKTUS GASTROINTESTINA
A.    Obat dan penurunan nafsu makan
Efek samping obat atau pengaruh obat secara langsung, dapat mempengaruhi nafsu makan. Kebanyakan stimulan CNS dapat mengakibatkan anorexia. Efek samping obat yang berdampak pada gangguan CNS dapat mempengaruhi kemampuan dan keinginan untuk makan. Obat-obatan penekan nafsu makan dapat menyebabkan terjadinya penurunan berat badan yang tidak diinginkan dan ketidakseimbangan nutrisi.
B.     Obat dan perubahan pengecapan/ penciuman
Banyak obat yang dapat menyebabkan perubahan terhadap kemampuan merasakan/ dysgeusia, menurunkan ketajaman rasa/ hypodysgeusia atau membaui. Gejala-gejala tersebut dapat mempengaruhi intake makanan. Obat-obatan yang umum digunakan dan diketahui menyabapkan hypodysgeusia seperti: obat antihipertensi (captopril), antriretroviral ampenavir, antineoplastik cisplastin, dan antikonvulsan phenytoin.
C.    Obat dan gangguan gastrointestinal
Obat dapat menyebabkan perubahan pada fungsi usus besar dan hal ini dapat berdampak pada terjadinya konstipasi atau diare. Obat-obatan narkosis seperti kodein dan morfin dapat menurunkan produktivitas tonus otot halus dari dinding usus. Hal ini berdampak pada penurunan peristaltik yang menyebabkan terjadinya konstipasi.
2.4  Macam-macam proses Interaksi Obat dengan makanan
Berikut merupakan macam-macam proses interaksi obat dan makanan dan efek yang ditimbulkan dalam tubuh kita.
1.      .Makanan yang meningkatkan efek beberapa obat. Obat yang efeknya dapat ditingkatkan oleh makanan dan biasanya harus digunakan bersama dengan makanan agar didapatkan efek yang tetap.Oba tjantung β bloker Digunakan untuk mencegah angina, untuk menormalakan kembali denyut jantung yang tidak beraturan, dan untuk menaggulangi tekanan darah tinggi. Nama paten pemblokbeta:Tenormin,Inderal,lopresor.Karbamazapin(tagretol)antikonvulsanyang digunakan untuk mencegah serangan Diazepam (Valium) – suatu transkuliansia Diuretika digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan layu jantung. Nama paten diuretika yang berinterakasi : Anhydron, Aquatag, aquetnsin,diucardin,diulo,diuril,enduron,hydromox.Hidralazine (apresoline) digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi.Nitrofurantoin (furadantin, Macrodantin) suatu anti mikroba digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih.Fenitoin (dilantin) suatu anti konvulsann digunakan untuk mencegah serangan Spironolakton (aldactazide, aldactone) suatu diuretika digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu Jantung.
2.      Makanan yang menurunkan efek beberapa obat.Makan obat berikut ini satu jam sebelum atau dua jam sesudah makan untuk mencegah interaksi yang mungkin menurunkan efekobat: Kaptoril(capoten) digunakan untuk menanggulangi tekanan darah tinggi dan layu jantung Antibiotika (lihat bab Infeksi untuk nama paten)Pengecualian antibiotika yang tidak dipengaruhi oleh makanan Amoksisilin (amoksil,larotid,polymox) Bakampisilin (spectrobid) Doksisilin (doxcychel) Hetasalin (Versapen) Eritromisin estolat (liosone) Eritromisin salu tenteric (E-mycin,Ery-Tab) Minosiklin (minocin)
3.      Makanan Beralkali Metenamin (hiprex, Mandelamine, Urex)
Efek metanamine dapat berkurang. Metanamine digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (kandung kemih Dan ginjal). Akibatnya : Infeksi mungkin tidak terobati dengan baik.Hindari makanan beralkali seperti :  amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan (kecuali berry. Prem yang dikeringkan), susu, sayuran (kecuali Jagung)
4.      Makanan beralkali Kinidin (Cardioquin, duraquin, quinaglute dura tabs, Quinora) Efek kinidin dapat meningkat, kinidin digunakan untuk menormalkan denyut jantung yang tidak beraturan. Akibatnya mungkin menjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak kinidin disertai gejala jantung berdebar atau denyut jantung tidak teratur, pusing sakit kepala, telinga berdaung,dan gangguan penglihatan.Hindari makan seperti : Hindari makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, susu, buah-buahan, sayuran (kecuali Jagung)
5.      Makanan beralkali Kinin (coco Quinine, Quinamm, Quinine)
Efek Quinine dapat meningkat. Kinin adalah obat bebas yang digunakan untuk mengobati malaria dan untuk kejang kaki malam hari. Akibatnya mungkin dapat menjadii efek samping merugikan karena terlalu banyak kinin disertai gejala pusing dan sakit kepala, telinga berdenging, dan gangguan penglihatan.Hindari makan beralkali seperti : amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, kelapa susu, buah-buahan, sayuran (kecuali Jagung)
6.      Makanan Berkofein dengan Obat asmagolteofilin Efek obat asama dapat meningkat .obat asama melebarkan jalan udara dan memudahkan pernapasan penderita asma, akibatnya mungkin menjadai efek samping merugikan karena terlalu banyak teofilin disertai gejala mual, pusing, sakit kepala, mudah tersinggung, tremor, insomnia, trakhikardia, nama paten obat asma golongan teofilin Sumbe rkafeina dalah :Kopi teh kola dan mnuman ringan, coklat, beberapa pil pelangsing yang dijual bebeas, sediaan untuk flu/ batuk, nyeri, dan sakit yang menggangu akiba thaid.
7.      Makanan berkarbohidrat dengan asetaminofen, Asetaminofen dapat berkurang asetaminofen adalah obat penghilang nyeri dan demam yang masyhur. Akibatnya nyeri dan demam mungkin tidak hilang sebagaimana mestinya. Sumber karbohidrat : roti biscuit aroma jeli,dll.Nama paten asetaminofen : Anacin-3,Datril,liquprin.
8.      Sate sapi atau hamburger dengan obat asma turunan teofilin Efek obat asama dapat berkurang obat asama membuka jalan udara di paru-paru dan mempermudah pernapasan penderita asma akibatya : asma mungkin tidak terkendali dengan baik.
9.      Makanan berlemak – Griseofulvin (Fluvicin P/G, Fluficin U/F, Griseofulvin V,Grisactin,GrisPEG) Efek griseofulvin dapat meningkat griseofulvin diberikan secara oral untuk mengobati infeksi jamur pada rambut, kulit, kuku tangan,dan kuku kaki. Interaksi yang terjadi adalah interaksi yang menguntungkan dan griseofulvin sebaikanya ditelan pada saat makan makanan berlema kseperti:Alpukat, daging sapi, mentega, kue, kelapa susu, selada ayam,kentang goreng,ayam goreng.
10.  Makanan berserat banyak dengan digoksin Efek digoksin berkurang digoksin digunakan untuk mengobati layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik Gunakan digoksin satu jam sebelum atau sesudah makan yang berserat seperti :Sari buah prem, seralia beras, makanan dari gandum,biji-bijian,sayuran mentah,sayuran berdaun.
11.  Makanan berprotein tinggi (daging, produk susu) dengan levodopa
Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan tremor pada penderita penyakit Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali dengan baik. Hindari atau makanlah sedikit makanan berprotein tinggi.
12.  Sayuran berdaun hijau Tiroid(AmourThyroid) Efek tiroid mungkin dilawan. Tiroid diberikan untuk memperbaiki hipotiroidisme (kelenjar tiroid tidak berfungsi sempurna) dan gondok (pembesaran kelenjar tiroid)
Hindari makan sayuran berdaun hijau seperti asparagus, brokoli, bunga kol, kol,kangkung,buncis.
13.  Kayumanis (licorice)  dengan obat tekanan darah tinggi Efek obat tekanaan darah mungkin dilawan. Akibatnya tekanan darah mungkin tidak terkendali dengan baik. Jangan makan kayu manis alam kayu manis buatan boleh saja.
14.  Kayumanis(licorice) dengan obat jantung digitalis Efek digitalis dapat meningkat. Digitalis digunakan pada layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan akibatya mungkin terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak digitalis disertai gejala mual bingung gangguan penglihatan, sakit kepala tak bertenaga jangasn makan kayumanisalam
15.  Garam lithium (eskalith,lithane,lithobid) Makanan berkadar garam rendah  meningkatkan efek litium sedangkan yang berkadar garam tinggi menurunkan refek litium. Litium digunakan untuk menanggulangi beberapa gangguan jiwa yang berat.
16.  Makanan yang mengandung terlalu sedikit garam dapt menimbulkan keracunan lithium dengan gejala pusing, mulut kering, lemah, bingung, tak bertenaga, kehilangan selera makan, mual nyeri perut, nanar, dan bicara tidak jelas.Jika makanan mengandung garam terlalu banyak, kondisi yang diobati mungkin tidak terlalu baik. NaCl terdapat didalam bermacam-macam makanan
17.   Makanan yang mengandung tiramin – antidepresan jenis IMAO (EUtoniyl, Marpan,Nardil,Parnete) Kombinasi ini dapat meningkatkan tekanan darah dengan nyata, akibatya sakit kepala berat, demam, gangguan penglihatan, bingung yang mungkin,diikuti oleh perdarahan otak. Tiramin adalah stimulant syaraf pusat,anti depresan digunakan untuk meningkatkan tekanan jiwa dan memeperbaiki suasana hati. Depresan jenis IMAO ini sudah tidakk begitu banyak digunakan lagi sejak ditemukanya antidepresan yang lebih aman seperti Elavil,Sinequan,danDesyrel.Hindari makan mengandung tiramin seperti :Alpukat, kentang bakar, pisang buncis, bir, sosis, keju, hati ayam, ciklat, kopi minuman kola, korma, (dalam kaleng), pengepuk daging, kacang sup kemas, cabe acar ikan,haring, rasberi, salami, acar, kol, sosis, kecap, anggur,ragi.
18.  Makanan yang mengandung vitamin B6 piridoksin Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan tremor pada penderita penyakit Parkinson. Akibatya : kondisi yang diobati terkendali dengan baik.
Hindari makanan yang kaya vitamin B6 : alpukat, ragi roti, Ragi beras.
19.  Makanan yang kaya vitamin K antikoagulan ( athrombin K, Caufarin, Caumadin,dikumarol.Efek anti koagulan dapat berkurang. Antikoagulan digunakan untuk mengencerkan darah dan mencgah pembekuan darah. Akibatnya : darah mungkin tetap membeku meski penderita sedang berobat dengan antikoagulan Untuk mengurangi interaksi ini, jangan makan terlalu banyak makanan vitamin K : Hati, sayuran berdaun (asparagus, brokoli, kol, kembangkol,angkung,kapri,bayam,lobak) Obat cacing (pirantel pamoat) juga lebih baik diminum dengan susu atau sesudah makan, karena akan terjadi peningkatan absorpsi dengan makanan/susu.
 PENJELASAN MEKANISME
§  obat-obat antialergi golongan antihistamin (, CTM, Incidal, dll)
karena obat ini bersifat asam lemah yang absorpsinya terjadi di lambung. Maka seharusnya diminum saat perut kosong (satu jam sblm makan atau 2 jam sesudah makan) atau cukup diminum dengan air putih saja. Jika diminum dengan susu, adanya pencernaan susu akan menghambat proses absorpsi di lambung, karena pH lambung akan meningkat sehingga efek obat menjadi lambat.
§   Obat pain killer dan antiinflamasi (anti rematik, anti Gout/asam urat, anti bengkak).Obat golongan ini sebagian besar bersifat asam agak tinggi (ibuprofen=Nurofen, advil, aspirin, aspilet, aspro, asam mefenamat=ponstan, mefinal) walaupun absorpsi terjadi di lambung, namun karena keasaman yang tinggi tsb akan menimbulkan efek samping nyeri lambung, maka seharusnya diminum bersama susu, atau sebentar sesudah makan. Walaupun jelas ada penundaan absorpsi, namun karena mengingat efek sampingnya yang jauh lebih berbahaya, maka lebih baik menunda absorpsi dengan makan/minum susu tsb. Begitu pula dengan obat anti inflamasi golongan non steroid (diclofenac/voltaren, difflam, cataflam) dan steroid (deksametason, metil prednisolon/meptin, medrol, prednisone/deltasone, cortisone asetat/cortef), harus diminum sesudah makan atau bersama susu. Lain lagi dengan parasetamol (panadol, tempra, lylenol), karena bersifat lebih basa lemah dan diabsorpsi di usus, maka lebih baik obat jenis ini diminum sebelum makan, diikuti makanan sehingga akan segera sampai di usus, terjadilah proses absorpsi.
§  Tetrasiklin dengan Susu Secara umum untuk antibiotik (penisilin=amoksisilin, ampisilin, eritromisin, azitromisin, metronidasol, cotrimoksasol) seharusnya diminum saat perut kosong. Minum cukup dengan air putih. Karena absorpsi terjadi di lambung. Hal menarik terjadi khusus dengan golongan tetrasiklin (tetrasiklin, oksitetrasiklin, doksisiklin, minosiklin). Bila obat golongan ini diminum dengan susu atau daiyr product yang mengandung kalsium (yogurt), atau diminum bersama obat suplemen mengandung zat besi dan kalsium (multivitamin dan mineral), atau obat sakit maag (mengandung kalsium, magnesium, atau aluminium), maka mineral valensi 2 dan 3 ini akan membentuk senyawa komplaeks ermolekul besar dengan golongan tetrasiklin. Obat golongan tetrasiklin sama sekali tidak terabsorpsi sehingga tidak akan muncul efek farmakologi yang diinginkan pasien, kemungkinan besar terjadi kegagalan terapi. Obat jerawat biasanya mengandung golongan tetrasiklin ini. Hal serupa juga berlaku untuk obat antijamur (griseofulvin, ketokonazol, fluconazol). Jangan diminum bersama susu, dairy product, multivitamin dan mineral,obat antacid untuk sakit maag
§  Obat asma mengandung teofilin atau aminofilin,adanya makanan lemak tinggi atau cafein akan meningkatkan efek samping teofilin (terjadi gangguan di jantung, palpitasi). Jangan minum obat asma ini dengan kopi atau sesudah makan lemak tinggi. Makana berkadar tinggi karbohidrat seperti nasi akan menurunkan jumlah teofilin yang terabsorpsi. (Aminofilin sesudah masuk tubuh akan membentuk teofilin juga=prodrug).
§  Obat antikolesterol lovastatin,simvastatin,pravastatin, Obat – obat tersebut  dengan adanya susu atau makanan akan meningkatkan absorpsi obat. Maka lebih baik diminum dengan susu atau sesudah makan (kurang dari 2 jam sesudah makan).Obat antihipertensi ACEinhibitor (captopril dan golongannya=cvasotec,accupril) jangan diminum bersama jus buah atau sayuran yang mengandung tinggi kalium/potasium (pisang, jeruk, sayuran berhijau daun), karena tingginya kalium akan meningkatkan efek oat golongan ini sehingga bisa muncul efek samping di jantung.




                                                 BAB III
                                            KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
1.      interaksi antara obat dan makanan terjadi dalam tiga fase yaitu fase farmasetis, fase farmakokinetik, fase farmakodinamik. Dengan mekanisme obat yang telah diminum akan hancur dan obat terdisolusi (merupakan fase farmasetis), kemudian obat tersebut di absorpsi, transport, distribusi, metabolism dan ekresi oleh tubuh (merupakan fase farmakokinetik), setelah melewati fase farmakokinetik maka obat tersebut dapat direspon secara fisiologis dan psikologis (merupakan fase farmakodinamik)
2.      Efek samping pemberian obat-obatan yang berhubungan dengan gangguan GI (gastrointestinal) dapat berupa terjadinya mual, muntah, perubahan pada pengecapan, turunnya nafsu makan,  mulut kering atau inflamasi/ luka pada mulut dan saluran pencernaan, nyeri abdominal (bagian perut), konstipasi dan diare. Efek samping seperti di atas dapat memperburuk konsumsi makanan si pasien. Ketika pengobatan dilakukan dalam waktu yang panjang tentu dampak signifikan yang memperngaruhi status gizi dapat terjadi.




3.2 Saran
Untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan maka sebaiknya Bacalah label obat dengan teliti, apabila kurang memahami dapat ditanyakan dengan dokter yang meresepkan atau apoteker
Baca aturan pakai, label perhatian dan peringatan interaksi obat yang tercantum dalam label atau wadah obat. Bahkan obat yang dijual bebas juga perlu aturan pakai yang disarankan
Sebaiknya minum obat dengan segelas air putih Jangan campur obat dengan makanan atau membuka kapsul kecuali atas petunjuk dokter
               Vitamin atau suplemen kesehatan sebaiknya jangan diminum bersamaan dengan obat karna terdapat beberapa jenis vitamin dan mineral tertentu yang dapat berinteraksi dengan obat
Jangan pernah minum obat bersamaan dengan minuman yang mengandung alcohol.Sebelum mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter atau apoteker untuk mengetahui aturan pakai yang tepat. Dan juga saat konsultasi dengan dokter, beritahukan semua obat atau vitamin yang sedang dikonsumsi saat ini untuk mencegah terjadinya interaksi.




DAFTAR PUSTAKA
     Center for Drug Evaluation and Research (CDER). In Vivo Drug Metabolism/Drug Interaction Studies – Study Design, Data Analysis, and Recommendations for Dosing and Labeling. 1999
     Larry K. Fry and Lewis D. Stegink Formation of Maillard Reaction Products in Parenteral Alimentation Solutions J. Nutr. 1982 112: 1631-1637
       Stadler RH, Blank I, Varga N, Robert F, Hau J, Guy PA, Robert MC, Riediker S. Acrylamide from Maillard reaction products. Nature. 2002 Oct 3;419(6906):449-50.






LAMPIRAN

Lampiran 1 Obat yang Menyebabkan Kelainan mikronutrien

↓ Kalsium
aminoglycosides, bisphosphonates, corticosteroids, H2 receptor antagonists, loop diuretics ; amphotericin B, antacids, carbamazepine, cholestyramine, cisplatin, colchicines, digoxin, doxycycline, ethosuximide, foscarnet, Mg oxide/sulfate, minocycline, oxcarbazepine, oxytetracycline, pentamidine, phenobarbital, phenytoin, primidone, Na phosphate, sucralfate, zelodronic acid, zonisamide

↑ Kalsium
antiestrogens, estrogens, thiazide diuretics ; aluminium intoxication, aminoiphylline, Ca carbonate, lithium

↓Magnesium
aminoglycosides, corticosteroids, estrogens, loop diuretics, oral contraceptives, tetracyclines,thiazide diuretics; amphotericin B, cholestyramine, cisplatin, cyclosporine, digoxin, foscarnet, hydralazine, methsuximide, pamidronate, penicillamine, raloxifene, Na phosphate, tacrolimus, zoledronic acid

↑Magnesium
Usually associated with intake > 6g/day, Mg-containing antacids/enemas

↓ Fosfor
Thiazide diuretics; alendronate, antacids (Al & Mg-containing), cholestyramine, digoxin, foscarnet, Mg oxide/sulfate, ,pamidronate, sucralfate, theophylline, zoledronic acid

↑ Fosfor
Etidronate, foscarnet, Na phosphate laxatives & enema

↓Kalium
Aminoglycosides, loop diuretics, penicillins, salicylates, thiazide diuretics, acetazolamide, amphotericin B, bisacodyl, cisplatin, colchicine, cyclosporine, enoxacin, foscarnet, hydralazine, levodopa, mannitol, pamidronate, Na bicarbonate & phosphates

↑ Kalium
ACE inhibitors, angiotensin, receptor blockers, beta-adrenergic blochers, NSAIDs, Kalium sparing diuretics ; cyclosporine, heparin, hypertonic solutions, lithium, pentamidine, succinylcholine

↓ Natrium
Aminoglicosides, loop diuretics, Kalium sparing diuretics, thiazide diuretics, salicylates ; acetazolamide, amphotericin B, bisacodyl, captopril, colchicine, foscarnet

↑ Natrium
Hypertonic IV solution, mannitol, Na penicillin G, Na phosphate laxative & enemas

↓ Zink
ACE inhibitors, corticosteroids, diuretics, estrogens, oral contraceptives, H2 receptor antagonists, reverse transcriptase inhibitors ; cholestyramine, ethambutol, hydralazine, penicillamine

↓ Klorida
Thiazide diuretics, loop diuretics

↑ Klorida
Spironolactone, triamterene





Tabel 1: contoh interaksi makanan yang dapat meningkatkan interaksi obat

No
Nama obat
Mekanisme solusi
Aturan minum
1
Carbamazepin
Meningkatkan produksi empedu, meningkatkan disolusi & absorbsi.


Diminum bersama
makanan


2
Diazepam


Meningkatkan enterohepatik, disolusi
sekunder pada sekresi asam
lambung.


Tidak ada


3
Erythromycin
Tidak diketahui


Diminum saat
makan


4
Griseofulvin


Obat mudah larut dalam lemak,
meningkatkan absorbsi.


Diberikan dengan
makanan tinggi lemak
atau disuspensi
minyak jagung rendah
kontraindikasi.


5
Hydrochlorothiazid
(HCT)


Menunda pengosongan lambung,
meningkatkan absorbsi usus halus.


Diberikan bersama
makanan.


6

Phenytoin
Menunda pengosongan lambung,
Meningkatkan produksi empedu,
meningkatkan disolusi & absorbsi.


Diberikan pada saat
makan pagi, siang
dan malam.
tabel 2: contoh interaksi makanan yang dapat menurunkan absorbs obat

 No
Nama obat
Mekanisme solusi
Aturan minum
1
Acetaminophen
Terutama makanan mengandung pektin
bersifat absorben dan pelindung.


Diminum saat perut
koson
g

2
Ampicillin


Mengurangi volume cairan lambung.
Diminum dengan air
3
Amoxicillin


Mengurangi volume cairan lambung.


Diminum dengan air


4
Acetosal
Mengubah pH lambung.


Diminum saat perut
kosong


5
Captopril
Tidak diketahui (ACE inhibitor).


Diminum sebelum makan


6
Digoxin


Obat terikat makanan tinggi serat
Diminum saat makan

Table 3:

No
Nama obat
Mekanisme solusi
Keterangan
1
Isoniazid (INH)
Makanan akan meningkatkan pH lam-
bung mencegah disolusi & absorbsi.


Diminum saat perut kosong
pagi sebelum makan


2
Lincomycin
Tidak diketahui.
Diminum saat perut kosong,
karena makanan
menghambat absorbsi
Menghindari pemberian
bersama makanan yang
mengandung protein
tinggi.


 
3
Methyldopa


Absorbsi kompetitif.
Menghindari pemberian
bersama makanan kaya
besi atau suplemen.


4
Penicillamine


Dapat membentuk khelat dengan
kalsium atau besi.


Diminum saat perut
kosong


5
Penicillin G


Menunda pengosongan lambung;
degradasi asam lambung; menghambat
disolusi.


Diminum 1 jam sebelum
atau 2 jam setelah makan


6
Tetracycline
lemak.


Berikatan dengan garam besi atau ion
kalsium membentuk senyawa khelat
yang tidak larut.


tidak boleh diminum bersama
susu

tabel 4: beberapa interaksi penting antara obat dan makanan

No
Nama obat
Tipe nutrien
Efek dari interaksi
Rekomendasi
1
Azithromycin
(Zithromax)


Makanan


Absorbsi Azithromycin berkurang, ketersediaan hayatinya berkurang
43%, konsentrasi maksimal 52%.


berselang 2 jam
Diminum saat perut
kosong / konsisten
pada saat yang sama
setiap hari
Obat dan makanan
2
Captopril
(Capoten)


Makanan


Absorbsi Captopril berkurang.


3
Erythromycin


Makanan


Absorbsi Erythromycin base atau
Obat dan makanan


Tabel 5: beberapa obat yang diminum bersama makanan

Asam nalidiksat
Carbamazepin
Ethambutol
Indometacin 
Metformin
Nitrofurantoin
Pivampicillin
Teofilin dan turunannya
Asam nikotinat & turunannya 
Cinnarizin
Garam kalium 
Garam besi (Fe)
Metoprolol
Oxyphenbutazone
Propranolol
Tolbutamid
Asetosal
Cotrimoxazole
Glibenclamide
Isoxsuprin
Metronidazol
Phenylbutazone
Reserpin
Triamteren
Allopurinol
Doxycyclin
Gliclazide
Levodopa
Minocyclin
Pankreatin
Riboflavin
Na-valproat
Amiodaron
Na-diklofenak
Ibuprofen 
Naproxen
Phenytoin-Na
Spironolakton

Tabel 6:  Interaksi Obat-Makanan yang bermakna klinis

No
obat
Interaksi
Akibat klinis yang mungkin
1
Tetrasiklin
Penurunan ketersediaanhayati dengan susu dan produk susu
Gagal terapi
2
Siprofloksasin
Penurunan ketersediaanhayati dengan susu dan produk susu
Gagal terapi
3
Azitromisin
Penurunan ketersediaanhayati dg makanan
Gagal terapi
4
Itrakonazol
Penurunan ketersediaanhayati dg makanan
Mungkin Gagal terapi
5
Penisilamin
Penurunan ketersediaanhayati dg makanan
Gagal terapi
6
Didanosin
Makanan mengurangi ketersediaanhayati
Gagal terapi
7
Indinavir
Makanan mengurangi ketersediaanhayati
Gagal terapi
8
Saquinavir
Garlic (allicin) mengurangi ketersediaanhayati
Aktivitas antiviral berkurang
9
Atiovaquone
Makanan meningkatkan ketersediaanhayati
Khasiat bertambah bila bersama makan
10
Lovodopa
Protein mengurangi transpor ke otak
Menurunkan khasiat
11
Teofilin
Makanan lemak meningkatkan penyerapan
Kemungkinan toksisitas
12
Warfarin
Makanan kaya Vitamin K melawan efek antikoagulans
menurunkan efek antikoagulasi
13
Siklosporin
Makanan dan sari grapefruit meningkatkan kadar plasma
mungkin toksisitas
14
Alendronate
Makanan mengurangi ketersediaanhayati
Gagal terapi
Penghambat MAO
Meningkatkan kadar tiramin
Krisis hipertensi
15
Terfanadin
Sari Grapefruit meningkatkan ketersediaanhayati
Kadar plasma bertahan lebih lama
16
Felodipin
Makanan meningkatkan ketersediaanhayati
Efek samping lebih besar
17
Diuretik
Makanan mengurangi ketersediaanhayati
Gagal terapi
18
Spironolakton
Makanan mengurangi ketersediaanhayati
Khasiat bertambah bila bersama makan
19
Propranolol
Makanan menambah ketersediaanhayati
Efek samping bertambah




0 komentar:

Posting Komentar